Mengenai Saya

Foto saya
call me July /.\ Kind Autist. Overordinary girl in this extraordinary world :)

Sabtu, 23 Mei 2015

Terimakasih....


Dewasa ini, merasakan sakit hati sudah hal yang lumrah. Tetapi, pasti ada salah satu dari rasa sakit hati tersebut menjadi terhebat. Seperti sakit hati yang terakhir aku rasakan. Bersamamu. Aku katakan terhebat, karena aku belum pernah merasakan sebelumnya. Saat sedang cinta-cintanya hingga bodoh melupakan iman yang membesarkanku demi menghabiskan waktu yang belum terjalani denganmu, orang yang aku percaya akan membahagiakanku sampai akhir.

Ternyata kemudian kamu bertemu orang lain yang tentunya lebih baik dari aku, aku tahu itu. Kamu pergi meninggalkan segala pertanyaan yang tidak akan pernah terjawab sampai kapanpun. Aku bukakan pintu jalan keluar lebar-lebar, aku tidak pernah menahanmu. Aku percaya, segala yang terjadi pada hidupku tidak lain dan tidak bukan adalah rencana sang pencipta langit di atas tanpa menggunakan tiang penyangga. Tuhan memang hebat, membuatmu pergi hanya karena Tuhan menyayangiku dan tidak ingin aku berpaling hanya karena kamu yang tidak lebih penting. Iya, aku sebut Tuhan yang membuatmu pergi, bukan siapa-siapa, bukan apa-apa, hanya satu, Tuhan masih menyayangiku.
Semenjak kamu pergi, aku mulai merasakan adanya block memory pada diriku. Aku berusaha melupakan segala tentang kedustaan yang pernah kita jalani, kebahagiaan yang penuh dengan kepalsuan, keindahan yang terasa pahit. Tidak membutuhkan waktu lama, hanya hitungan satu hingga tujuh hari aku melupakanmu. Aku mantapkan hati dan otakku untuk memohon ampun dan mengembalikan semua imanku yang pernah sengaja aku buang sia-sia, sungguh aku sangat bersedih karena ini.

Aku jalani waktu tanpamu, meskipun menyedihkan aku mampu menciptakan bahagia. Bahagia mendapat hidayah iman dari Tuhan, inshaAllah aku tidak ingin lagi mengulanginya. Bahagia menjalankan hidupku dengan bertemu orang-orang baru dalam bacaan, seperti karakter yang dibentuk penulis dalam novel, aku selalu mencintai mereka. Bahagia menemukan true friends yang inshaAllah tidak pernah berkhianat. Dan bahagia lainnya yang begitu banyak untuk disebutkan.

Jalan demi jalan aku coba telusuri, lambat laun terbuka juga. Hikmah apakah yang aku dapatkan semenjak mengenalmu, mencintaimu, dan sakit hati karenamu. Ternyata banyak, sangat banyak. Yang jelas aku lebih khusyuk untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Aku lebih paham jika harus memprioritaskan yang penting terlebih dahulu kemudian yang membahagiakan. Aku belajar itu semua. Aku sudah pandai untuk lebih memilih membantu keluargaku daripada berhura-hura bersama teman-teman, yang menghidupiku ‘kan keluarga, bukan teman, aku mengingat nasihatmu. Aku sudah lebih mementingkan penjelasan dari dosen daripada bercandaan sekitar. Aku sudah bisa fokus untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah daripada bermain. Dan kamu tahu, semua itu membuatku berkembang pesat. Saat bersamamu nilaiku asal-asalan karena jujur saja kamu mampu mengalihkan perhatianku dari cita-citaku menjadi hanya padamu. Dan ketika kamu pergi dan tidak ada lagi yang menyita perhatianku, nilaiku menjadi tidak asal, semuanya mendekati sempurna.
Terimakasih, padamu yang telah memotivasi dalam diam. Padamu yang membuatku tidak ingin terlihat lemah di hadapanmu. Padamu yang ternyata berpengaruh besar jika kamu membenciku. Sekali lagi, terimakasih...

Siapalah aku tanpa adanya kamu dalam hidupku? Hanya seonggok daging yang bergerak dan hanya bisa dewasa pada beberapa aspek, tidak semua aspek. Aku mengaku menyesal telah menomor sekiankan yang penting.
Terimakasih, telah masuk dalam perjalanan hidupku dan sangat berpengaruh dalam diammu....

The Most Lucky Person,


Tante Bundar