‘sekilas tentang
dirimu yang lama aku nanti
memikat hatiku jumpaku pertama kali’
Tentang
cinta. Tentang kamu, cinta. Tentang hidupmu, kebiasaanmu, kesukaanmu,
kebencianmu, kebijaksanaanmu, kemanjaanmu, kehebatanmu, kelemahanmu selama
terjalani dengan aku. Iya, aku, ratu lebahmu J
Tulisan
pada buku harian Dinda yang sengaja Ia coret-coret sambil memikirkan keadaannya
pada masalalu. Dinda adalah seorang yang baru lulus SMA, sekarang Dinda menjadi
pegawai magang di suatu perusahaan di kotanya. Sambil mendengarkan lagu ‘Ipank
– Tentang Cinta’ di handphonenya dan
menulis sebuah tulisan yang tidak begitu jelas, pikiran Dinda terbawa pada
masalalu, masa dimana Ia sangat bahagia karena merasakan Indahnya jatuh cinta
saat sekolah.
Awalnya
hanya biasa, Dinda melihat Yanuar yang mempunyai nama panggilan Yanu tak begitu
menarik, layaknya cowok-cowok lain di kelas. Malah, Dinda lebih memperhatikan
teman Yanu yang memang mempunyai kemenarikan tersendiri, teman Yanu yang paling
mempesona diantara yang lainnya. Dinda dan teman Yanu dekat hampir bisa
dibilang akan pacaran, tapi, teman Yanu tak begitu jelas, kesannya teman Yanu
menggantungkan Dinda, Dinda dibuat galau olehnya.
Dinda
teringat saat sore hari libur itu, sore yang membawanya pada titik kegalauan
teratas yang disebabkan oleh teman Yanu.
Untuk
menunggu waktu berbuka puasa ramadhan Dinda sign in media sosialnya lewat baja
tercanggih masa kini. Dinda teralihkan oleh permintaan pertemanan Yanu. Dinda
terima permintaannya dan entah mengapa Dinda langsung menyapa Yanu lewat chat.
Yanu membalas sapaan Dinda dengan sangat lucu, mungkin saat itu kegalauan Dinda
sudah turun satu tingkat dari sebelumnya karena kelucuan Yanu. Disela-sela
kelucuan Yanu, Dinda menyelipkan sedikit curhatannya dan pertanyaan-pertanyaan
tentang teman Yanu, Yanu menjawab semuanya dengan penuh keyakinan, meyakinkan
Dinda agar tidak berfikiran jelek tentang temannya. Yanu juga meminta nomor
handphone Dinda, ‘biar kalo kamu galau
langsung sms aja’ kata Yanu.
Yanu
sering menghubungi Dinda lewat pesan singkat, dan Dinda pun juga selalu
membalas pesan Yanu. Di dalam obrolan, Yanu mengajak Dinda untuk
bersilahturahmi sekalian main bareng satu kelas untuk menikmati suasana lebaran
bersama-sama, selain itu juga bisa melepas rindu karena liburan membatasi
pertemuan mereka bersama teman kelasnya. Dinda mengiyakan ajakan Yanu dengan
rasa yang sangat biasa. Setiap hari Dinda dan Yanu mendebatkan ini dengan
obrolan Yanu yang sangat khas itu, lucu.
Hari
silahturahmi itu ternyata datang juga. Mulai saat itulah Dinda merasa ‘beda’
saat melihat Yanu. Tapi, Dinda tak begitu serius. Karena Dinda tau Ia masih
sangat terluka oleh teman Yanu.
Seperti
kebetulan Dinda dan Yanu memesan surabi dengan varian rasa yang sama. Tapi,
makanan datang tak sesuai pesanan. Surabi punya Dinda tidak bertabur sosis
seperti milik Yanu. Entah, waktu itu Dinda langsung mengeluh pada Yanu. Padahal
masih banyak teman lainnya disekitar. Mungkin karena setiap hari Dinda dan Yanu
berkomunikasi, sehingga Dinda merasa lebih dekat dengan Yanu dibanding dengan
yang lainnya. Unpredictable! Balasan
Yanu sungguh menawan, ‘he treat her gently’
seperti kata remaja jaman sekarang. Yanu menukar surabinya dengan senyuman
mengalah bahagia. Dinda mulai jatuh cinta tapi belum sepenuhnya.
Setelahnya
dari warung surabi mereka berpindah tempat dan mencari makanan yang sedikit
lebih berat. Saat tiba Dinda mencari tempat duduk, dan yang kosong hanya
disebelah Yanu. Dinda menempatinya dan Yanu menyambut dengan konyol. Seketika
Dinda menjadi sangat terhibur.
Waktu
telah menunjukan pukul 7 malam, sepertinya mereka tak ingin mengakhiri
silahturahmi yang tidak resmi ini hanya sampai disini. Mereka semua berdiskusi
akan kemana lagi melangkahkan kaki. di tengah-tengah diskusi Yanu menyandarkan
tangannya di bahu Dinda, Dinda memandang ke arah wajah Yanu, lalu tersenyum,
Yanu tertawa dengan mimik muka songong tapi sepertinya itu bahagia. Dan
akhirnya semua sepakat untuk melanjutkan jalan-jalan ke mall terbesar di kota
ini. Berangkat dengan berboncengan. Dinda waktu itu dibonceng teman kelasnya,
dan Yanu dibonceng oleh teman yang lain, dan teman lainnya sudah mendapat
pasangan sendiri-sendiri untuk berbonceng. Di perjalanan Dinda gelisah, gelisah
akan hatinya, hati yang mulai sedikit serius terjatuh pada pangeran tak berkuda
itu, Yanu. Tapi, Dinda berusaha mencegahnya dengan penuh untuk melarang hatimya
yang mudah sekali jatuh cinta karena Dinda masih sangat luka. Dinda tidak
trauma, Dinda hanya tak ingin menambah lukanya semakin menganga dan membuatnya
semakin kesusahan untuk mengobatinya.
Saat
berjalan di mall ternyata mereka sudah tidak menjadi satu, berpencar menjadi 2.
Dinda di grup yang satu dan Yanu di grup lainnya. Dinda tidak memikirkan lagi soal
hatinya. Dinda anggap hatinya hanya sebuah gurauan, Dinda merasakan kesenangan
bisa tertawa bersama teman-teman, bernyanyi-nyanyi dan menari bersama di area
bermain tanpa rasa malu sedikitpun. Dinda tidak pernah malu untuk melakukan hal
aneh jika bersama teman-teman. Tapi, malam tidak pernah curang untuk
menambahkan durasinya agar lebih lama dan tenaga tak pernah berbohong saat
dirundung lelah akibat banyak bergerak. Dinda harus pulang mengakhiri aktifitas
hari ini. Dinda kira akan bertemu Yanu di jalan pulang, ternyata semesta
berkata lain. Dinda sedikit kecewa dan lagi-lagi Ia harus cepat sadar bahwa
Dinda tak boleh jatuh cinta.
Sampai
di rumah Dinda mengirimi sebuah pesan singkat yang intinya Ia kesal pulang tadi
tidak mendapati tebengan dan susah cari angkutan umum untuk membawanya ke
rumah. Beruntung ada satu teman yang mau menemani dan bersabar sampai angkutan umum
itu datang menghampiri mereka berdua. Yanu meminta maaf dengan gaya bersahajanya
yang tiba-tiba membuat Dinda luluh.
Dengan
keadaan lelah, Dinda menyalakan komputer dan sign-in di facebook. Rencananya Ia
akan menulis status terimakasih kepada teman-teman yang telah menghibur. Tapi,
rencana hanya tinggal rencana dan tidak terealisasi karena ada Yanu yang
menyapa lewat chat.
Yanu : hmm. Pulang langsung ol!
Dinda : kamu juga :p
Yanu : hahaha, cuman penghilang stres ajj Sama
waktu liat kamu tadi. Ahahahai :D
Dinda : wes-wes, wes bengi L (sudah-sudah, sudah malam)
Yanu : kamu mau tidur?
Dinda : engga. Males mengakhiri hari ini
Yanu : males mengakhiri hari ini apa males
mengakhiri ketemu aku tadi? Hehehe :p
Dinda : tituuut –“ sudah malem! Nganggur banget!
Yanu : kenapa sih? Kalo emang suka gimana hayo?
Dinda : sudah-sudah Yan
Yanu : apanya?
Dinda : nyepiknya
Yanu : ini gak nyepik, Din. Ini beneran kok
Dinda : gak percaya. Kan kamu pernah bilang kalo
kamu cuma nyepik aku.
Memang
hari sebelumnya waktu berbalas pesan singkat, Yanu dan Dinda selalu bahas soal
sepik-sepik. Yanu goda-goda terus tapi Dinda nanggepin biasa, masih takut kalo
kena php lagi. Setelah chat kemudian Yanu menghilang, dalam hati Dinda sedikit
kecewa ya soalnya ditinggal off gitu aja. Tapi, rasa kecewa tak bersarang lama
pada Dinda, kekecewaannya sembuh karena pesan singkat Yanu masuk di telepon
genggam Dinda. Yanu menyuruh Dinda dengerin lagunya ten2five yang hanya untukmu,
kata Yanu liriknya buat Dinda;
‘inikah rasanya bila aku sedang jatuh cinta? Setiap
hela nafasku bahagia. Semua yang aku mau
hanyalah dirimu, satu. kaulah jawaban
semua doa.’
Yanu
menyatakan semua perasaanmu pada Dinda, dengan ringan hati Dinda menerima dan
entah dengan alasan apa Dinda bisa secepat ini percaya pada pernyataan Yanu,
tapi Dinda merasa nyaman dan bahagia seketika itu juga. jumat, 9-9-2011 pukul
21.30 awal bahagia Dinda bersama Yanu. Keesokan paginya, Dinda sudah merasa
beruntung memilikimu. Awalnya Dinda takut jika nanti Ia tidak nyaman. Tapi, Yanu
terlalu hebat untuk membuat tempat senyaman mungkin disisinya, dan mulai saat
itu Dinda sangat mencintai hari jumat dan tanggal 9.
Minggu
pertama pacaran Dinda dan Yanu sangat bahagia, Yanu sering menyanyikan
lagu-lagu romantis untuk Dinda, sering bilang kalau Yanu suka semua cara Dinda
dan kalimat yang paling Dinda ingat saat Yanu berucap; ‘2 hari pacaran. 1 bulan 2 hari deh kenal, sayangku udah setengah mati
gini’ Dinda jadi sangat beruntung menjadi kekasihnya.
Awal
masuk sekolah setelah libur lebaran itu adalah saat Yanu dan Dinda pertama kali
bertemu dengan status yang berbeda, yang dulunya berteman sekarang menjadi
pacaran. Yanu dan Dinda berjanji siapa yang terlihat salting di depan
teman-teman akan mendapat hukuman, dan saat momen itu terjadi ternyata tidak
ada yang dihukum karena mereka sama-sama mengalami kesaltingan. Seketika Dinda
merasa dunianya begitu berwarna, karena Yanu yang sudah menjadi pacarnya.
Yanu
mengajak Dinda kencan untuk pertama kalinya saat tanggal merah di hari senin,
Yanu bela-belain dari rumahnya jemput Dinda biar bisa jalan-jalan, padahal
perjalanan itu sangat jauh. subhanAllah Yanu hebat sekali membuat Dinda satu
tingkat lebih tinggi dari bangga memilikinya. Yanu dan Dinda jalan-jalan tak
tentu arah, tertawa seakan-akan hanya itu yang bisa dirasakan saat berdua,
berbagi cerita yang belum pernah terbagi, Dinda sangat bersyukur sekali.
Detik
demi detik mereka jalani berdua hingga tak terasa telah menjalani hubungan ini
selama satu bulan, satu bulan yang sangat indah. Yanu dan Dinda saling
mengingatkan satu sama lain saat hari yang paling spesial datang; minggu,
09-10-11 Yanu menjemput Dinda ke sanggar tari di dekat rumah Yanu, Yanu
mengajak Dinda jalan-jalan dan membelikannya boneka dari uang hasil jerih payah
Yanu menahan nafsu makan di sekolah, entah untuk berapa lamanya. Dan untuk
kesekian kalinya Dinda mengacungkan 2 ibu jarinya untuk mengapresiasikan
kehebatan Yanu yang sanggup membuat Dinda 3 tingkat lebih tinggi dari merasa
dicintai seutuhnya.
Hubungan
mereka selalu hangat, Yanu dan Dinda selalu tersenyum setiap harinya merasakan
keluarbiasaan rasa bahagia ini, bahagia yang tak terkira, bahagia yang tak segan-segan
Yanu dan Dinda umbar dimana-mana. Dinda dan Yanu pernah membuat orang iri dengan
hubungan mereka, hubungannya hampir sempurna, hanya ada Yanu, Dinda, dan
bahagia, itu saja. Dinda bangga menjadi yang
paling Yanu istimewakan, Dinda tak peduli Ia yang teristimewa ke berapa, yang
terpenting Dinda ada di dalam bagian hidup Yanu. Dinda mendefinisikan ini semua
berdasarkan perlakuan Yanu padanya. Yanu yang paling perhatian, yang paling
pengertian, yang paling bisa menghilangkan amarah, yang paling tau apa yang
Dinda inginkan, dan yang paling tau bagaimana cara memperlakukan Dinda dengan
sangat hebat dihidupnya setelah kedua orangtuanya.
Siang
hari saat Yanu dan Dinda melakukan kegiatan sehari-hari berdua yaitu berbalas
pesan singkat, Dinda sempat bercerita kalau di tv ada iklan eskrim yang
sepertinya enak, tujuan Dinda hanya bercerita tapi Yanu malah berjanji untuk
membelikan itu untuk Dinda. Besok sorenya Yanu datang ke rumah Dinda dengan
keadaan kehujanan dan membawa eskrim yang Dinda ceritakan kemarin, entah demi
apa Yanu melakukan ini semua, yang Dinda yakin Yanu melakukan ini semua demi Dinda
yang saat itu menjadi cintanya. Dinda terharu melihat perjuangan kekasihnya,
kemudian Dinda memelukmu erat dengan penuh kasih sayang. Yanu bukan pacar
pertama Dinda. Tapi, Yanu pacar terhebat yang pertama dimiliki Dinda.
Memasuki
bulan kedua, Yanu dan Dinda masih sehangat biasanya bahkan lebih hangat dari
sebelumnya. Mereka berusaha merayakan hari jadi yang kedua bulan ini meskipun
hanya kecil-kecilan. Entah ini alay atau selebrasi yang tak tertahankan, Dinda
tak tau, yang jelas Dinda ingin selalu mengabadikan setiap momen menjadi momen
tak terlupakan untuk Dinda, dan Yanu jika mau. Padahal hanya dirayakan dengan
bermain bersama di rumah Dinda selama seharian, Yanu seperti perawat yang
mengasuh Dinda meskipun kekasihnya tidak sedang dalam keadaan sakit. Setelah
seharian di rumah Dinda, dengan berat hati Dinda memperbolehkan Yanu pulang.
Kebiasaan Dinda saat Yanu datang ke rumah, Dinda menahan Yanu sampai malam,
menyembunyikan kunci sepeda motornya atau berharap hujan yang tak kunjung reda agar
Yanu tetap berada di rumah Dinda, Ia selalu bernyanyi lagu utopia saat Yanu
tertahan oleh hujan ‘aku bisa tersenyum
sepanjang hari karena hujan pernah menahanmu disini, untukkuuu....’
Beberapa
menit setelah Yanu pulang, Dinda menerima sebuah pesan singkat dari Yanu yang
dikira akan seperti biasanya. ternyata tidak! Yanu membuat kejutan lagi lewat
udara
Yanu : ‘terimakasih
sayangku.. aku sayang kamu, (koma)’
Dinda : ‘maksudnya?’
Yanu : ‘cinta
kamu, rindu kamu, jadilah penyemangatku dan masa depanku (Amien)’
Dengan perasaan bertambah gembira Dinda
membalas pesan singkatnya dengan harapan-harapan yang sama dengan pujaan
hatinya. Lalu mereka melanjutkan berbalas pesan seperti biasanya.
Bulan-bulan berikutnya kehangatan mereka
masih ada. Tapi, masalah mulai bermunculan. Sifat egois satu sama lain mulai
tumbuh. Sikap amarah Dinda yang tiba-tiba tidak bisa dikendalikan. Apalagi saat
menginjak bulan ke empat, entah Yanu lupa, pura-pura lupa, atau malah sengaja
melupakan Dinda tak tau. Yang jelas Dinda sudah memberi signal pada Yanu tapi sayangnya slow
respon. Dinda hanya mampu merayakan empat bulan ini dengan mendengarkan
lagu yang Yanu gunakan saat Ia menyatakan perasaannya pada Dinda.
Sepulang sekolah Dinda menunggu pesan
Yanu. Benar pesannya datang tapi ternyata isinya tidak untuk Dinda. Entah untuk
siapa, yang jelas Yanu salah kirim saat itu. Dinda sempat kaget saat membaca
isinya, intinya Yanu punya rencana dengan temannya. Firasat Dinda berkata rencana
untuk mencari penggantinya. Dinda marah tapi Dinda tidak bisa mengekspresikan,
Dinda hanya membalas pesan Yanu dengan singkat kemudian membiarkan air matanya
terjun sebebas-bebasnya. Mungkin memang firasat Dinda yang merasa sifat Yanu
berubah atau perubahan Yanu yang membuat Dinda berfirasat. Yanu seperti
menghindari Dinda, sibuk dengan teman lama yang baru dekat. Sebenarnya itu
tidak salah, entah mengapa Dinda memandang negatif pada teman Yanu.
‘Happy
Anniversary 4th month sayang, maaf bukannya aku lupa, aku hanya menepatkan jam
agar tepat seperti waktu jadian kita. Aku sayang kamu <3’
Isi
sms Yanu yang mendarat di handphone
Dinda bersamaan dengan bergeraknya jarum pada jam dinding yang menunjukan pukul
21.30. tanpa buang-buang waktu dan berfikir panjang Dinda memaafkan Yanu,
melupakan kejadian sebelumnya dan berharap hubungan ini tetap harmonis seperti
biasanya. Namun kenyataan kadang berbanding terbalik dengan harapan, Yanu
semakin menghindar dan sepertinya mulai menyiapkan strategi untuk pergi
meninggalkan Dinda.
Yanu
kebingungan sepertinya, Yanu sayang tapi Ia sudah tidak tahan dengan sikap amarah
Dinda, Dinda tau karena Yanu begitu. Yanu menunjukan kegelisahan setiap bertemu
dengan Dinda. Dinda sedih, itu sudah jelas. Dind merasakan kehilangan,
kehilangan kepedulian dari seseorang yang tersayang, kehilangan cinta dari
seseorang yang sangat Ia harapkan. Setiap hari Dinda bertanya dalam hati
mengapa Yanu begini? Dinda tak berani melontarkan semua secara langsung, Dinda
tau ini semua salahnya, Dinda yang menyebabkan semua ini, maka Dinda harus
menerima akibatnya. Tapi yang menjadi pertanyaannya, apa memang Dinda salah? Apa
Dinda tidak boleh marah saat tau pujaan hatinya membicarakan wanita lain yang mungkin
akan menjadi penggantinya dengan teman sebangku Yanu? Apa Dinda tidak boleh
curiga saat seharian pesannya tidak dibalas oleh kekasihnya? Apa Dinda tidak
boleh sedih saat rindu terbatas oleh waktunya? Namun pertanyaan akan tetap
menjadi pertanyaan sampai kapanpun, ketika waktu sudah menunjukan keterlambatannya
semua telah terlanjur saat Yanu meminta putus dari Dinda. Tertanggal 10-2-2013
setelah anniversary yang kelima, yang biasa-biasa itu Yanu memutuskan untuk
pergi dari Dinda, jelas Dinda hanya bisa menangis dan menolak keputusan itu,
penolakannya berhasil untuk saat ini. Tapi tidak untuk besoknya, Yanu tetap
kukuh dengan keputusannya, Yanu mengeluh dengan berkata Ia hanya manusia biasa
yang tidak bisa kuat terus-terusan dengan sifat Dinda, Dinda menyerah, Ia tak
bisa apa-apa saat maafnya tak bisa mengobati semua kekesalan Yanu. Dengan hati yang
sangat berat Dinda melepas Yanu, tapi tidak dengan cintanya, cintanya masih
tetap terjaga disini, bertahan di hati bersama kenangan dan harapan yang entah
akan menjadi nyata atau tidak, sebenarnya Dinda tau harapan Yanu dan Dinda hanya
janji orang yang sedang jatuh cinta, tapi pengetahuan mengalahkan kepercayaan
Dinda bahwa janji itu memang dari lubuk hati Yanu dan benar-benar akan Mereka
realisasikan bersama-sama.
Setelah
Yanu pergi, apakah Ia tau? Dinda tidak seperti biasanya, hari yang sebelumnya
berwarna sudah menjadi kelabu, bangun tidur yang biasanya terlihat indah kini
semakin suram, malam hari yang selalu mengesankan telah menjadi mengenaskan,
Dinda merasa bahwa Ia adalah orang yang paling sedih di dunia ini. Dinda
sedikit tidak percaya tentang ini semua, kebahagiaan Dinda yang sangat berharga
itu akan berakhir sangat menyakitkan, harapan dan mimpi Yanu dan Dinda
seakan-akan terhenti, mereka akan tetap menjadi mimpi sampai kapanpun, tidak
akan berubah menjadi nyata. Saat itu perasaan Dinda hanya satu, sedih, tidak
ada yang lain.
Satu
hari setelah putus Dinda bertemu dengan Yanu yang sudah menjadi mantan
kekasihnya di sekolah, rasanya seperti melihat raga Yanu tidak berjiwa. Entah
seberapa rasa kesal Yanu pada Dinda, rasa marahnya terhadap Dinda, atau kalimat
yang paling benar; seberapa salahnya Dinda dalam kisah ini pada Yanu? Dinda
berusaha meminta maaf, Yanu hanya mengiyakan tanpa makna, kosong, hampa, tidak
seperti saat Yanu sedang jatuh cinta pada Dinda, Yanu berbeda, Yanu menjadi
sangat benci pada Dinda. Dalam keseharian, Yanu yang biasanya meramaikan handphone Dinda, kini ia sunyi sepi
seperti tidak berpenghuni. Jangankan untuk mengirimkan pesan singkat untuk
Dinda, membentuk sesimpul senyum di bibir Yanu saat bertemu dengan Dinda saja
terlihat sangat berat. Kali ini tak hanya sedih, sedih berpadu dengan kecewa,
mengapa hal yang sangat berharga dan membahagiakan itu berakhir dengan sangat
buruk. Hubungan yang telah terjalin untuk mempersatukan malah berakhir dengan
memisahkan Yanu dan Dinda secara berlebihan. Setiap ada Yanu, Dinda slalu
memandangi dengan penuh pengharapan;
semoga kita bisa saling sapa seperti dulu lagi. maaf jika balas pandang Yanu
slalu Dinda artikan kebencian Yanu tak pernah berakhir pada Dinda.
Sembari
sadar dari pengingatan masalalunya, Dinda menuliskan kalimat pada bukunya;
‘Yanu memang mencintaiku, sangat mencintaiku. Dan aku
ingat bahwa perasaan Yanu bisa berubah karena sikapku sendiri’
Hingga
saat ini Dinda masih mengharapkan persahabatan diantara mereka, meskipun Dinda
tau harapan itu hanya sia-sia. Kemudian Dinda tertidur karena lelah menangis.
‘janji yang pernah terucap untuk satukan hati
kita.. namun tak pernah terjadi.. sesal yang datang selalu takkan membuatmu
kembali maafkan aku yang tak pernah tau hingga semuanyapun kini tlah berlalu..
maafkan aku..’