Mengenai Saya

Foto saya
call me July /.\ Kind Autist. Overordinary girl in this extraordinary world :)

Selasa, 03 Juni 2014

Kenapa sih Kita Gak Bisa Temenan??

sekilas tentang dirimu yang lama aku nanti
memikat hatiku jumpaku pertama kali’

Tentang cinta. Tentang kamu, cinta. Tentang hidupmu, kebiasaanmu, kesukaanmu, kebencianmu, kebijaksanaanmu, kemanjaanmu, kehebatanmu, kelemahanmu selama terjalani dengan aku. Iya, aku, ratu lebahmu J

Tulisan pada buku harian Dinda yang sengaja Ia coret-coret sambil memikirkan keadaannya pada masalalu. Dinda adalah seorang yang baru lulus SMA, sekarang Dinda menjadi pegawai magang di suatu perusahaan di kotanya. Sambil mendengarkan lagu ‘Ipank – Tentang Cinta’ di handphonenya dan menulis sebuah tulisan yang tidak begitu jelas, pikiran Dinda terbawa pada masalalu, masa dimana Ia sangat bahagia karena merasakan Indahnya jatuh cinta saat sekolah.

Awalnya hanya biasa, Dinda melihat Yanuar yang mempunyai nama panggilan Yanu tak begitu menarik, layaknya cowok-cowok lain di kelas. Malah, Dinda lebih memperhatikan teman Yanu yang memang mempunyai kemenarikan tersendiri, teman Yanu yang paling mempesona diantara yang lainnya. Dinda dan teman Yanu dekat hampir bisa dibilang akan pacaran, tapi, teman Yanu tak begitu jelas, kesannya teman Yanu menggantungkan Dinda, Dinda dibuat galau olehnya.

Dinda teringat saat sore hari libur itu, sore yang membawanya pada titik kegalauan teratas yang disebabkan oleh teman Yanu.
Untuk menunggu waktu berbuka puasa ramadhan Dinda sign in media sosialnya lewat baja tercanggih masa kini. Dinda teralihkan oleh permintaan pertemanan Yanu. Dinda terima permintaannya dan entah mengapa Dinda langsung menyapa Yanu lewat chat. Yanu membalas sapaan Dinda dengan sangat lucu, mungkin saat itu kegalauan Dinda sudah turun satu tingkat dari sebelumnya karena kelucuan Yanu. Disela-sela kelucuan Yanu, Dinda menyelipkan sedikit curhatannya dan pertanyaan-pertanyaan tentang teman Yanu, Yanu menjawab semuanya dengan penuh keyakinan, meyakinkan Dinda agar tidak berfikiran jelek tentang temannya. Yanu juga meminta nomor handphone Dinda, ‘biar kalo kamu galau langsung sms aja’ kata Yanu.

Yanu sering menghubungi Dinda lewat pesan singkat, dan Dinda pun juga selalu membalas pesan Yanu. Di dalam obrolan, Yanu mengajak Dinda untuk bersilahturahmi sekalian main bareng satu kelas untuk menikmati suasana lebaran bersama-sama, selain itu juga bisa melepas rindu karena liburan membatasi pertemuan mereka bersama teman kelasnya. Dinda mengiyakan ajakan Yanu dengan rasa yang sangat biasa. Setiap hari Dinda dan Yanu mendebatkan ini dengan obrolan Yanu yang sangat khas itu, lucu.
  
Hari silahturahmi itu ternyata datang juga. Mulai saat itulah Dinda merasa ‘beda’ saat melihat Yanu. Tapi, Dinda tak begitu serius. Karena Dinda tau Ia masih sangat terluka oleh teman Yanu.


Seperti kebetulan Dinda dan Yanu memesan surabi dengan varian rasa yang sama. Tapi, makanan datang tak sesuai pesanan. Surabi punya Dinda tidak bertabur sosis seperti milik Yanu. Entah, waktu itu Dinda langsung mengeluh pada Yanu. Padahal masih banyak teman lainnya disekitar. Mungkin karena setiap hari Dinda dan Yanu berkomunikasi, sehingga Dinda merasa lebih dekat dengan Yanu dibanding dengan yang lainnya. Unpredictable! Balasan Yanu sungguh menawan, ‘he treat her gently’ seperti kata remaja jaman sekarang. Yanu menukar surabinya dengan senyuman mengalah bahagia. Dinda mulai jatuh cinta tapi belum sepenuhnya.

Setelahnya dari warung surabi mereka berpindah tempat dan mencari makanan yang sedikit lebih berat. Saat tiba Dinda mencari tempat duduk, dan yang kosong hanya disebelah Yanu. Dinda menempatinya dan Yanu menyambut dengan konyol. Seketika Dinda menjadi sangat terhibur.

Waktu telah menunjukan pukul 7 malam, sepertinya mereka tak ingin mengakhiri silahturahmi yang tidak resmi ini hanya sampai disini. Mereka semua berdiskusi akan kemana lagi melangkahkan kaki. di tengah-tengah diskusi Yanu menyandarkan tangannya di bahu Dinda, Dinda memandang ke arah wajah Yanu, lalu tersenyum, Yanu tertawa dengan mimik muka songong tapi sepertinya itu bahagia. Dan akhirnya semua sepakat untuk melanjutkan jalan-jalan ke mall terbesar di kota ini. Berangkat dengan berboncengan. Dinda waktu itu dibonceng teman kelasnya, dan Yanu dibonceng oleh teman yang lain, dan teman lainnya sudah mendapat pasangan sendiri-sendiri untuk berbonceng. Di perjalanan Dinda gelisah, gelisah akan hatinya, hati yang mulai sedikit serius terjatuh pada pangeran tak berkuda itu, Yanu. Tapi, Dinda berusaha mencegahnya dengan penuh untuk melarang hatimya yang mudah sekali jatuh cinta karena Dinda masih sangat luka. Dinda tidak trauma, Dinda hanya tak ingin menambah lukanya semakin menganga dan membuatnya semakin kesusahan untuk mengobatinya.

Saat berjalan di mall ternyata mereka sudah tidak menjadi satu, berpencar menjadi 2. Dinda di grup yang satu dan Yanu di grup lainnya. Dinda tidak memikirkan lagi soal hatinya. Dinda anggap hatinya hanya sebuah gurauan, Dinda merasakan kesenangan bisa tertawa bersama teman-teman, bernyanyi-nyanyi dan menari bersama di area bermain tanpa rasa malu sedikitpun. Dinda tidak pernah malu untuk melakukan hal aneh jika bersama teman-teman. Tapi, malam tidak pernah curang untuk menambahkan durasinya agar lebih lama dan tenaga tak pernah berbohong saat dirundung lelah akibat banyak bergerak. Dinda harus pulang mengakhiri aktifitas hari ini. Dinda kira akan bertemu Yanu di jalan pulang, ternyata semesta berkata lain. Dinda sedikit kecewa dan lagi-lagi Ia harus cepat sadar bahwa Dinda tak boleh jatuh cinta.

Sampai di rumah Dinda mengirimi sebuah pesan singkat yang intinya Ia kesal pulang tadi tidak mendapati tebengan dan susah cari angkutan umum untuk membawanya ke rumah. Beruntung ada satu teman yang mau menemani dan bersabar sampai angkutan umum itu datang menghampiri mereka berdua. Yanu meminta maaf dengan gaya bersahajanya yang tiba-tiba membuat Dinda luluh.

Dengan keadaan lelah, Dinda menyalakan komputer dan sign-in di facebook. Rencananya Ia akan menulis status terimakasih kepada teman-teman yang telah menghibur. Tapi, rencana hanya tinggal rencana dan tidak terealisasi karena ada Yanu yang menyapa lewat chat.

Yanu    :  hmm. Pulang langsung ol!
Dinda   :  kamu juga :p
Yanu    :  hahaha, cuman penghilang stres ajj Sama waktu liat kamu tadi. Ahahahai :D
Dinda   :  wes-wes, wes bengi L (sudah-sudah, sudah    malam)
Yanu    :  kamu mau tidur?
Dinda   :  engga. Males mengakhiri hari ini
Yanu    :  males mengakhiri hari ini apa males mengakhiri ketemu aku tadi? Hehehe :p
Dinda   :  tituuut –“ sudah malem! Nganggur banget!
Yanu    :  kenapa sih? Kalo emang suka gimana hayo?
Dinda   :  sudah-sudah Yan
Yanu    :  apanya?
Dinda   :  nyepiknya
Yanu    :  ini gak nyepik, Din. Ini beneran kok
Dinda   :  gak percaya. Kan kamu pernah bilang kalo kamu cuma nyepik aku.

Memang hari sebelumnya waktu berbalas pesan singkat, Yanu dan Dinda selalu bahas soal sepik-sepik. Yanu goda-goda terus tapi Dinda nanggepin biasa, masih takut kalo kena php lagi. Setelah chat kemudian Yanu menghilang, dalam hati Dinda sedikit kecewa ya soalnya ditinggal off gitu aja. Tapi, rasa kecewa tak bersarang lama pada Dinda, kekecewaannya sembuh karena pesan singkat Yanu masuk di telepon genggam Dinda. Yanu menyuruh Dinda dengerin lagunya ten2five yang hanya untukmu, kata Yanu liriknya buat Dinda;

‘inikah rasanya bila aku sedang jatuh cinta? Setiap hela nafasku bahagia. Semua yang aku mau 
hanyalah dirimu, satu. kaulah jawaban semua doa.’

Yanu menyatakan semua perasaanmu pada Dinda, dengan ringan hati Dinda menerima dan entah dengan alasan apa Dinda bisa secepat ini percaya pada pernyataan Yanu, tapi Dinda merasa nyaman dan bahagia seketika itu juga. jumat, 9-9-2011 pukul 21.30 awal bahagia Dinda bersama Yanu. Keesokan paginya, Dinda sudah merasa beruntung memilikimu. Awalnya Dinda takut jika nanti Ia tidak nyaman. Tapi, Yanu terlalu hebat untuk membuat tempat senyaman mungkin disisinya, dan mulai saat itu Dinda sangat mencintai hari jumat dan tanggal 9.

Minggu pertama pacaran Dinda dan Yanu sangat bahagia, Yanu sering menyanyikan lagu-lagu romantis untuk Dinda, sering bilang kalau Yanu suka semua cara Dinda dan kalimat yang paling Dinda ingat saat Yanu berucap; ‘2 hari pacaran. 1 bulan 2 hari deh kenal, sayangku udah setengah mati gini’ Dinda jadi sangat beruntung menjadi kekasihnya.

Awal masuk sekolah setelah libur lebaran itu adalah saat Yanu dan Dinda pertama kali bertemu dengan status yang berbeda, yang dulunya berteman sekarang menjadi pacaran. Yanu dan Dinda berjanji siapa yang terlihat salting di depan teman-teman akan mendapat hukuman, dan saat momen itu terjadi ternyata tidak ada yang dihukum karena mereka sama-sama mengalami kesaltingan. Seketika Dinda merasa dunianya begitu berwarna, karena Yanu yang sudah menjadi pacarnya.

Yanu mengajak Dinda kencan untuk pertama kalinya saat tanggal merah di hari senin, Yanu bela-belain dari rumahnya jemput Dinda biar bisa jalan-jalan, padahal perjalanan itu sangat jauh. subhanAllah Yanu hebat sekali membuat Dinda satu tingkat lebih tinggi dari bangga memilikinya. Yanu dan Dinda jalan-jalan tak tentu arah, tertawa seakan-akan hanya itu yang bisa dirasakan saat berdua, berbagi cerita yang belum pernah terbagi, Dinda sangat bersyukur sekali.

Detik demi detik mereka jalani berdua hingga tak terasa telah menjalani hubungan ini selama satu bulan, satu bulan yang sangat indah. Yanu dan Dinda saling mengingatkan satu sama lain saat hari yang paling spesial datang; minggu, 09-10-11 Yanu menjemput Dinda ke sanggar tari di dekat rumah Yanu, Yanu mengajak Dinda jalan-jalan dan membelikannya boneka dari uang hasil jerih payah Yanu menahan nafsu makan di sekolah, entah untuk berapa lamanya. Dan untuk kesekian kalinya Dinda mengacungkan 2 ibu jarinya untuk mengapresiasikan kehebatan Yanu yang sanggup membuat Dinda 3 tingkat lebih tinggi dari merasa dicintai seutuhnya.

Hubungan mereka selalu hangat, Yanu dan Dinda selalu tersenyum setiap harinya merasakan keluarbiasaan rasa bahagia ini, bahagia yang tak terkira, bahagia yang tak segan-segan Yanu dan Dinda umbar dimana-mana. Dinda dan Yanu pernah membuat orang iri dengan hubungan mereka, hubungannya hampir sempurna, hanya ada Yanu, Dinda, dan bahagia, itu saja.  Dinda bangga menjadi yang paling Yanu istimewakan, Dinda tak peduli Ia yang teristimewa ke berapa, yang terpenting Dinda ada di dalam bagian hidup Yanu. Dinda mendefinisikan ini semua berdasarkan perlakuan Yanu padanya. Yanu yang paling perhatian, yang paling pengertian, yang paling bisa menghilangkan amarah, yang paling tau apa yang Dinda inginkan, dan yang paling tau bagaimana cara memperlakukan Dinda dengan sangat hebat dihidupnya setelah kedua orangtuanya.

Siang hari saat Yanu dan Dinda melakukan kegiatan sehari-hari berdua yaitu berbalas pesan singkat, Dinda sempat bercerita kalau di tv ada iklan eskrim yang sepertinya enak, tujuan Dinda hanya bercerita tapi Yanu malah berjanji untuk membelikan itu untuk Dinda. Besok sorenya Yanu datang ke rumah Dinda dengan keadaan kehujanan dan membawa eskrim yang Dinda ceritakan kemarin, entah demi apa Yanu melakukan ini semua, yang Dinda yakin Yanu melakukan ini semua demi Dinda yang saat itu menjadi cintanya. Dinda terharu melihat perjuangan kekasihnya, kemudian Dinda memelukmu erat dengan penuh kasih sayang. Yanu bukan pacar pertama Dinda. Tapi, Yanu pacar terhebat yang pertama dimiliki Dinda.

Memasuki bulan kedua, Yanu dan Dinda masih sehangat biasanya bahkan lebih hangat dari sebelumnya. Mereka berusaha merayakan hari jadi yang kedua bulan ini meskipun hanya kecil-kecilan. Entah ini alay atau selebrasi yang tak tertahankan, Dinda tak tau, yang jelas Dinda ingin selalu mengabadikan setiap momen menjadi momen tak terlupakan untuk Dinda, dan Yanu jika mau. Padahal hanya dirayakan dengan bermain bersama di rumah Dinda selama seharian, Yanu seperti perawat yang mengasuh Dinda meskipun kekasihnya tidak sedang dalam keadaan sakit. Setelah seharian di rumah Dinda, dengan berat hati Dinda memperbolehkan Yanu pulang. Kebiasaan Dinda saat Yanu datang ke rumah, Dinda menahan Yanu sampai malam, menyembunyikan kunci sepeda motornya atau berharap hujan yang tak kunjung reda agar Yanu tetap berada di rumah Dinda, Ia selalu bernyanyi lagu utopia saat Yanu tertahan oleh hujan ‘aku bisa tersenyum sepanjang hari karena hujan pernah menahanmu disini, untukkuuu....’

Beberapa menit setelah Yanu pulang, Dinda menerima sebuah pesan singkat dari Yanu yang dikira akan seperti biasanya. ternyata tidak! Yanu membuat kejutan lagi lewat udara
Yanu    : ‘terimakasih sayangku.. aku sayang kamu, (koma)’
Dinda   : ‘maksudnya?’
Yanu    : ‘cinta kamu, rindu kamu, jadilah penyemangatku dan masa depanku (Amien)’
Dengan perasaan bertambah gembira Dinda membalas pesan singkatnya dengan harapan-harapan yang sama dengan pujaan hatinya. Lalu mereka melanjutkan berbalas pesan seperti biasanya.


Bulan-bulan berikutnya kehangatan mereka masih ada. Tapi, masalah mulai bermunculan. Sifat egois satu sama lain mulai tumbuh. Sikap amarah Dinda yang tiba-tiba tidak bisa dikendalikan. Apalagi saat menginjak bulan ke empat, entah Yanu lupa, pura-pura lupa, atau malah sengaja melupakan Dinda tak tau. Yang jelas Dinda sudah memberi signal pada Yanu tapi sayangnya slow respon. Dinda hanya mampu merayakan empat bulan ini dengan mendengarkan lagu yang Yanu gunakan saat Ia menyatakan perasaannya pada Dinda.

Sepulang sekolah Dinda menunggu pesan Yanu. Benar pesannya datang tapi ternyata isinya tidak untuk Dinda. Entah untuk siapa, yang jelas Yanu salah kirim saat itu. Dinda sempat kaget saat membaca isinya, intinya Yanu punya rencana dengan temannya. Firasat Dinda berkata rencana untuk mencari penggantinya. Dinda marah tapi Dinda tidak bisa mengekspresikan, Dinda hanya membalas pesan Yanu dengan singkat kemudian membiarkan air matanya terjun sebebas-bebasnya. Mungkin memang firasat Dinda yang merasa sifat Yanu berubah atau perubahan Yanu yang membuat Dinda berfirasat. Yanu seperti menghindari Dinda, sibuk dengan teman lama yang baru dekat. Sebenarnya itu tidak salah, entah mengapa Dinda memandang negatif pada teman Yanu.

‘Happy Anniversary 4th month sayang, maaf bukannya aku lupa, aku hanya menepatkan jam agar tepat seperti waktu jadian kita. Aku sayang kamu <3’

Isi sms Yanu yang mendarat di handphone Dinda bersamaan dengan bergeraknya jarum pada jam dinding yang menunjukan pukul 21.30. tanpa buang-buang waktu dan berfikir panjang Dinda memaafkan Yanu, melupakan kejadian sebelumnya dan berharap hubungan ini tetap harmonis seperti biasanya. Namun kenyataan kadang berbanding terbalik dengan harapan, Yanu semakin menghindar dan sepertinya mulai menyiapkan strategi untuk pergi meninggalkan Dinda.

Yanu kebingungan sepertinya, Yanu sayang tapi Ia sudah tidak tahan dengan sikap amarah Dinda, Dinda tau karena Yanu begitu. Yanu menunjukan kegelisahan setiap bertemu dengan Dinda. Dinda sedih, itu sudah jelas. Dind merasakan kehilangan, kehilangan kepedulian dari seseorang yang tersayang, kehilangan cinta dari seseorang yang sangat Ia harapkan. Setiap hari Dinda bertanya dalam hati mengapa Yanu begini? Dinda tak berani melontarkan semua secara langsung, Dinda tau ini semua salahnya, Dinda yang menyebabkan semua ini, maka Dinda harus menerima akibatnya. Tapi yang menjadi pertanyaannya, apa memang Dinda salah? Apa Dinda tidak boleh marah saat tau pujaan hatinya membicarakan wanita lain yang mungkin akan menjadi penggantinya dengan teman sebangku Yanu? Apa Dinda tidak boleh curiga saat seharian pesannya tidak dibalas oleh kekasihnya? Apa Dinda tidak boleh sedih saat rindu terbatas oleh waktunya? Namun pertanyaan akan tetap menjadi pertanyaan sampai kapanpun, ketika waktu sudah menunjukan keterlambatannya semua telah terlanjur saat Yanu meminta putus dari Dinda. Tertanggal 10-2-2013 setelah anniversary yang kelima, yang biasa-biasa itu Yanu memutuskan untuk pergi dari Dinda, jelas Dinda hanya bisa menangis dan menolak keputusan itu, penolakannya berhasil untuk saat ini. Tapi tidak untuk besoknya, Yanu tetap kukuh dengan keputusannya, Yanu mengeluh dengan berkata Ia hanya manusia biasa yang tidak bisa kuat terus-terusan dengan sifat Dinda, Dinda menyerah, Ia tak bisa apa-apa saat maafnya tak bisa mengobati semua kekesalan Yanu. Dengan hati yang sangat berat Dinda melepas Yanu, tapi tidak dengan cintanya, cintanya masih tetap terjaga disini, bertahan di hati bersama kenangan dan harapan yang entah akan menjadi nyata atau tidak, sebenarnya Dinda tau harapan Yanu dan Dinda hanya janji orang yang sedang jatuh cinta, tapi pengetahuan mengalahkan kepercayaan Dinda bahwa janji itu memang dari lubuk hati Yanu dan benar-benar akan Mereka realisasikan bersama-sama.

Setelah Yanu pergi, apakah Ia tau? Dinda tidak seperti biasanya, hari yang sebelumnya berwarna sudah menjadi kelabu, bangun tidur yang biasanya terlihat indah kini semakin suram, malam hari yang selalu mengesankan telah menjadi mengenaskan, Dinda merasa bahwa Ia adalah orang yang paling sedih di dunia ini. Dinda sedikit tidak percaya tentang ini semua, kebahagiaan Dinda yang sangat berharga itu akan berakhir sangat menyakitkan, harapan dan mimpi Yanu dan Dinda seakan-akan terhenti, mereka akan tetap menjadi mimpi sampai kapanpun, tidak akan berubah menjadi nyata. Saat itu perasaan Dinda hanya satu, sedih, tidak ada yang lain.

Satu hari setelah putus Dinda bertemu dengan Yanu yang sudah menjadi mantan kekasihnya di sekolah, rasanya seperti melihat raga Yanu tidak berjiwa. Entah seberapa rasa kesal Yanu pada Dinda, rasa marahnya terhadap Dinda, atau kalimat yang paling benar; seberapa salahnya Dinda dalam kisah ini pada Yanu? Dinda berusaha meminta maaf, Yanu hanya mengiyakan tanpa makna, kosong, hampa, tidak seperti saat Yanu sedang jatuh cinta pada Dinda, Yanu berbeda, Yanu menjadi sangat benci pada Dinda. Dalam keseharian, Yanu yang biasanya meramaikan handphone Dinda, kini ia sunyi sepi seperti tidak berpenghuni. Jangankan untuk mengirimkan pesan singkat untuk Dinda, membentuk sesimpul senyum di bibir Yanu saat bertemu dengan Dinda saja terlihat sangat berat. Kali ini tak hanya sedih, sedih berpadu dengan kecewa, mengapa hal yang sangat berharga dan membahagiakan itu berakhir dengan sangat buruk. Hubungan yang telah terjalin untuk mempersatukan malah berakhir dengan memisahkan Yanu dan Dinda secara berlebihan. Setiap ada Yanu, Dinda slalu memandangi dengan penuh pengharapan; semoga kita bisa saling sapa seperti dulu lagi. maaf jika balas pandang Yanu slalu Dinda artikan kebencian Yanu tak pernah berakhir pada Dinda.

Sembari sadar dari pengingatan masalalunya, Dinda menuliskan kalimat pada bukunya;
‘Yanu memang mencintaiku, sangat mencintaiku. Dan aku ingat bahwa perasaan Yanu bisa berubah karena sikapku sendiri’

Hingga saat ini Dinda masih mengharapkan persahabatan diantara mereka, meskipun Dinda tau harapan itu hanya sia-sia. Kemudian Dinda tertidur karena lelah menangis.


janji yang pernah terucap untuk satukan hati kita.. namun tak pernah terjadi.. sesal yang datang selalu takkan membuatmu kembali maafkan aku yang tak pernah tau hingga semuanyapun kini tlah berlalu.. maafkan aku..’